Senin, 11 Maret 2013

Bubur Pedas Makanan Khas Sambas, Kalimantan Barat


Apabila teman-teman datang ke Pontianak, bisa jadi disuguhi bubur yang unik ini. Terdiri dari campuran berbagai sayuran dan kaya akan rempah-rempah. Sepintas mirip bubur manado. Tapi bubur pedas lebih banyak sayurannya daripada berasnya, sehingga bubur ini kaya akan nutrisi dan vitamin. Rasanya juga sangat enak.


Bubur ini mengingatkan saya pada masa bahagia ketika SMP. Saya masih berusia belasan tahun waktu itu dan untuk pengambilan nilai terakhir kami harus memasak. Satu kelas dibagi menjadi empat kelompok dan diberikan pilihan untuk memilih menu yang sesuai keinginan kelompok. Kelompok kami memilih bubur pedas. Karena makanan ini sudah biasa kami buat di rumah masing-masing. Di kampung saya malahan bubur pedas adalah menu wajib yang harus bisa dibuat oleh sang perempuan. Saya sendiri berhasil membuatnya saat duduk di kelas tiga SMP bersama teman-teman saya.
Buburnya panas sekali sehingga harus ditiup.

Sayurannya ada pakis, kangkung, kecambah, dan masih banyak sayuran lain hijau yang bisa dicampurkan sesuai selera. Daun yang paling penting harus dipotong sehalus mungkin adalah daun kunyit dan daun kesum. Dua daun ini harus ada saat membuat bubur pedas. Saya masih ingat bagaimana nenek saya membungkus daun kesum yang seperti daun kemangi dengan daun kunyit dan memotong daun kunyit tersebut. Termasuk daun kesum yang ada di dalamnya. Sehalus mungkin.

Bubur pedas juga mengandung beras yang sebelumnya telah disangrai dan dihaluskan. Bumbu-bumbu yang lain juga ada yang disangrai bersama beras dan dihaluskan bersama. Ada parutan kelapa. Terlihat rumit pada awalnya tapi karena sudah terbiasa menemukannya di setiap rumah penduduk kampung saya, bubur pedas menjadi makanan yang sangat istimewa.

Di Pontianak sendiri, bubur pedas juga disebut sebagai makanan khas Pontianak. Sama seperti jeruk yang berasal dari Sambas juga disebut jeruk Pontianak ketika dibawa keluar dari Kalimantan Barat. Maklumlah ibukota Kalimantan Barat adalah Pontianak, jadi apa-apa yang berasal dari Kalimantan Barat akan dikaitkan dengan kota ini. Ngomong-ngomong, hari ini usia Kota Pontianak genap 241 tahun. Selamat ulang tahun kota tercinta.

Nah karena sudah lama sekali saya tidak makan bubur pedas, hari ini saya memutuskan untuk mendatangi sebuah warung yang menjual bubur pedas. Asli orang Sambas. Jadi sesuai dengan cita rasa saya sejak kecil. Harganya sangat murah, hanya 6.000 perak untuk semangkuk bubur pedas panas yang enak sekali.


Tempatnya di Jalan Pangeran Natakusuma. Nama warungnya Pa' Ngah (sapaan untuk paman yang merupakan anak kedua). 
Spesialis bubur pedas dan juga sop tulang sapi. Tulang kaki, iga, dan buntut. Sayangnya sop kaki yang dihargai 9.000 perak sedang kosong hari ini. Mereka tidak punya bahan untuk membuatnya. Sehingga menu mereka benar-benar hanya bubur pedas. Sebelumnya saya sudah sering makan sop kaki dengan sepiring nasi.
Sop kaki sapi 9.000 perak saja.

Teman-teman yang ingin datang ke sini bisa langsung ke Jalan Pangeran Natakusuma. Warungnya tepat di samping Gang Siliwangi. Parkir gratis lagi.
Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk makan bubur pedas yang kaya sayuran ini. Besok makan apalagi ya? Tunggu saja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar